Kasmaran, membuat hati berbunga-bunga. Jatuh cinta bagai sejuta rasa, laksana terbang di awan. Hingga syaraf pujangga pun aktif on fire. Orang yang jatuh cinta, sangat wajar merangkai kata indah. Sebab dihatinya dipenuhi bunga tak terkira. Namun terkadang, orang yang cinta diam seribu bahasa. Tak mampu merangkai kata. Menyusun kata dan kalimat hingga membentuk pantun cinta, adalah kewajaran bagi orang yang kasmaran. Tak terkecuali orang bugis dalam menyampaikan perasaannya pada lawan jenis.
Lelaki akan mengatakan :
Gellang ri Wata' Majjekko yang artinya Sesuatu yang bengkok dan ditarik keatas = Mata Pancing
Anrena Menre'E yang artinya Makanan orang Mandar = Pisang
Bali ulu Bale yang artinya Lawan dari kepala = Ekor
Jika disusun sebagai berikut ;
Mata Pancing = Meng (dalam bahasa bugis)
Pisang = Loka (dalam bahasa bugis)
Ekor = Ikko (dalam bahasa bugis)
Jika dibaca terdengar Meloka (ri) iko yang berarti Saya mau kepada anda.
Demikian ungkapan perasaan lelaki bugis pada pujaan hatinya
Perempuan mengatakan :
Iyya teppaja Kusappa artinya adalah Yang tak henti kucari Rapanna ri yalaE artinya adalah Bagai yang dijadikan Pallangga Mariyang artinya adalah Penyangga meriam. Penyangga Meriam adalah Pedati dalam bahasa Bugis disebut Padati. Jika diucap, kata PADATI berkonotasi dengan maksud kata Pada Ati yang artinya Sama Hati atau Sama perasaan. Demikian pantun yang diucap perempuan saat menerima lelaki pujaannya.
Gellang ri Wata' Majjekko yang artinya Sesuatu yang bengkok dan ditarik keatas = Mata Pancing
Anrena Menre'E yang artinya Makanan orang Mandar = Pisang
Bali ulu Bale yang artinya Lawan dari kepala = Ekor
Jika disusun sebagai berikut ;
Mata Pancing = Meng (dalam bahasa bugis)
Pisang = Loka (dalam bahasa bugis)
Ekor = Ikko (dalam bahasa bugis)
Jika dibaca terdengar Meloka (ri) iko yang berarti Saya mau kepada anda.
Demikian ungkapan perasaan lelaki bugis pada pujaan hatinya
Perempuan mengatakan :
Iyya teppaja Kusappa artinya adalah Yang tak henti kucari Rapanna ri yalaE artinya adalah Bagai yang dijadikan Pallangga Mariyang artinya adalah Penyangga meriam. Penyangga Meriam adalah Pedati dalam bahasa Bugis disebut Padati. Jika diucap, kata PADATI berkonotasi dengan maksud kata Pada Ati yang artinya Sama Hati atau Sama perasaan. Demikian pantun yang diucap perempuan saat menerima lelaki pujaannya.